Langit menjadi lain, Angin seolah mengalir
Seperti menina bobokan si kecil yang sedang rewel, Pelan sekali
Di ujung lelah, setelah segan menatap nanar pijar sang siang
Langit bernoktahkan Jingga
Riak awan yang menggumpal terpapar sinar matahari yang mulai lelah.
Horison merefleksikan rona keemasan
Membuat garis imaji yang tak berujung
Jingga berpendar, memanjakan mata dan jiwa
Bibir terdiam, terpagut dalam takjub
Teriakan syukur yang berkecamuk dalam diam
Kegelapan, cepat sekali melumat terang.
Meninggalkan jejak rindu yang selalu ingin bertemu lagi.
Dalam semburat Jingga Senja, kuukir rindu
Kuterawang jauh menembus horison
Kutunggu engkau sang dewi jingga
Dalam kelabu senja di atap langit lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar