Minggu, 15 Juni 2014

Sepucuk Surat Untuk Suamiku

tulisan ini saya buat karena berulang kali sedih mendengar salah seorang keluarga yang selalu sabar menghadapi kelakuan suaminya yang (nakal)....


suamiku yang aku hormati,
kutahu kini kecantikanku memudar seiring dengan berjalannya waktu. namun, aku sadari rasa hormatku kepadamu tak pernah memudar sedikitpun. aku menghormatimu sebagai imamku yang menuntunku di dunia dan akhirat nanti.

suamiku,
aku merasa bersalah telah membuat kebahagian diantara kita kurang sempurna karena nampaknya tuhan belum juga memberikan kita keturunan. aku selalu bersedih di tiap malam manakala aku terbangun dan kutatap engkau ketika engkau tertidur pulas di sampingku.

aku mencintaimu suamiku, mencintaimu dengan segala kekurangan yang (kita) miliki selama ini. aku tahu ada wanita lain di luar sana yang kini menarik hatimu. aku terkadang ingin menangis dan seolah pergi meninggalkanmu. tapi, aku tak pernah sanggup untuk melakukan itu semua.

aku selalu cemburu setiap kali engkau pergi ke luar dari rumah. aku cemburu karena kutahu di luar sana engkau menemui dia.

kini aku serahkan semua pada kuasa tuhan. semua yang terjadi diantara kita biarlah terjadi atas kehendaknya. aku akan mencoba untuk sabar, meskipun air mata yak kuasa kubendung lagi.